Aku Hanyalah Seorang Laksamana

Aku hanyalah seorang Laksamana, yang mempunyai tugas mengantar biduk ini kepulau impian apapun resiko dan konsekwensinya. Dan saat biduk mulai tenggelam, aku pasti akan bertanya kenapa, aku pasti akan memperbaiki dan coba menutup semua dinding yang retak dengan semua yang aku punyai.



Aku tidak akan berhenti bertanya kenapa, bagimana, ataupun dimana. Karena komitmen tersebut sudah terucap dan terukir jelas dalam awal biduk ini berlayar, tak peduli arah dan tujuannya jelas atau tidak.

Karena seorang laksamana yang membiarkan biduk tenggelam tanpa tahu kenapa adalah seorang laksamana bodoh dan tidak mempunyai komitmen. Hanya ingin bersenang-senang melayari biduk dan ketika bosan pergi dengan melenggang mencari biduk yang dia rasa nyaman untuk dilayari.

Laksamana tidak dinilai dari kecakapannya, pun tidak dinilai dari kemilau seragamnya, atau dari merdu suara dan senyumnya yang aduhai.

Jika kau bertanya, bilakah bidukmu sudah tidak berbentuk dan secara perlahan tapi pasti tenggelam ditengah angkara samudera kehidupan, lalu apa langkah sang laksamana dalam mensikapi ini?

Aku pasti menjawab, akan mempertahankan biduk ini walaupun aku harus terkutuk angkara sang samudera yang menginginkan biduk tenggelam bagaimanapun caranya. Dan aku tidak pernah menyesali bagaimana akhir cerita jika memang sudah seharusnya tenggelam ya tenggelam lah aku bersamanya, bagiku usaha mempertahankan biduk ini yang akan menjadi kehormatanku sebagai seorang laksamana.

-o0o-

Aku bukanlah seorang yang sempurna, pun begitu dengan aku bukanlah seorang bajingan tengik yang tak punya hati. Aku menghargai setiap hubungan sebagai ikatan yang perlu dipertanggung jawabkan, yang perlu dihargai, yang perlu dijaga dengan segala daya dan upaya. Karena hanya dengan komitmen seorang manusia bisa dihargai.

Tribute to captain Jack Sparrow...