Buku

Sebetulnya aku bukan tipe orang yang suka membaca novel, hanya 1 buku yang tuntas aku baca. Itu pun sudah lama sekali sewaktu aku masih kuliah dulu. Namun tahun ini, sebuah buku telah menggelitik hasratku untuk coba lebih dalam menelusuri setiap kata didalamnya.

Buku karya Ika Natassa yang berjudul Divortiare yang secara apik menceritakan sebuah makna dari perpisahan. Aku suka bahasanya, lugas dan jujur menggambarkan sisi kehidupan sebuah golongan metropop dalam mensikapi perceraian.

Mungkin bagi penganut film-film american style, dimana semua akan digambarkan happy ending tidak akan bisa mengerti dan males membaca buku ini. Karena dalam buku ini, ending nya tersirat menurut pemahaman masing-masing pembaca.

Buku yang menginspirasiku untuk tidak menggampangkan sebuah hubungan, tanpa menepiskan bahwa ada tangan Tuhan yang mengatur semua itu. Dan buku ini juga menginspirasiku untuk mempertahankan biduk yang sudah hampir tenggelam agar tidak semakin terpuruk kedasar samudera.

Jika aku diberi pilihan, aku akan memilih untuk menjalani hubungan baru tanpa harus melepas apa yang sudah menjadi komitmenku dengan hubunganku yang sebelumnya. Dan tolong jangan mengatas namakan perasaan untuk menyanggah pernyataanku, karena justru hubungan yang aku bangun harus berpijak atas dasar perasaan.Walau kadang semua itu tidak selalu berjalan dengan baik, pun hal itu gagal karena perasaan.

Tanpa perasaan sebuah hubungan hanya akan penjadi satu permainan yang membosankan, dan dapat dengan mudah dilepaskan kapan saja. Mungkin bagi sebagian orang sudah cukup puas dengan eksploitasi perasaan lalu pergi begitu saja melenggang kangkung seolah tidak pernah terjadi apa-apa. *Salut buat sepupuku yang bisa jadian dan putus dalam waktu 1 jam saja hahahaha damn I miss you sist, kapan kamu balik ke Indonesia....

Aku kini sedang membaca karya nya yang pertama a very yuppy wedding, dan berharap mendapatkan perjalanan imaji yang sama ketika membaca buku Divortiare.