Entri Populer

Minggu, 05 Agustus 2012

Confession



Malam ini aku cukup lega, dapat berbicara dari hati ke hati dengan istriku. Meluapkan semua penyesalanku, dan kembali membangun komitmen dari serpihan-serpihan hati yang sudah mulai retak. Aku jadi teringat kutipan seorang motivator yang sebetulnya bagiku manusia yang terlalu sempurna tapi aku sangat respek atas dirinya




Engkau yang sedang diabaikan, 
mengapakah kau korbankan kebaikanmu 
untuk orang yang tidak merawat hatimu? 


Tidak adakah tersisa di hatimu rasa bangga 
dan hormat terhadap dirimu sendiri?


Berapa lamakah akan kau biarkan dirimu 
berharap dalam pengabaian?


Apakah begitu caramu merawat jiwa 
yang demikian dicintai oleh ibumu, 
yang dibesarkannya sejak dari dalam kandungan, 
dan yang masih lekat dalam doanya sampai hari ini?


Bukalah mata hatimu. Tegapkanlah dirimu.


Alihkanlah perhatianmu kepada mereka 
yang mencintai dan menghargaimu.


Engkau jiwa kecintaan Tuhan.


Hiduplah lebih bangga.

Dengan malu-malu akhirnya aku mengakui pada istriku, ya benar sebetulnya akulah yang terjerat oleh ulahku sendiri. Semua adalah kesalahanku, seorang yang merasa tegar padahal rapuh, seorang yang merasa sukses tapi menutup mata sebetulnya siapa orang dibalik kesuksesanku, seorang yang merasa tidak mempunyai cinta namun yang aku lakukan adalah mengemis-ngemis cinta pada orang lain.

Mata itu seolah menelanjangiku, memaksaku untuk mengakui bahwa pendapatku tentang membangun sebuah hubungan semudah membalikkan telapak tangan adalah kebodohan besar dalam hidupku. Hingga tak kuasa aku menatap balik matanya, aku hanya dapat tertunduk sayu dan berharap dia tidak menyalahkan siapapun selain aku.

Lirih dan hampir tak terdengar, akhirnya meluncurlah permohonan maafku padanya. Karena aku tahu hanya dengan confession ini aku dapat kembali bangkit dan memperbaiki semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi dengan bebas dan bertanggung jawab, karena komentar anda adalah cerminan diri anda... terima kasih ya dah mengikuti blogku